Trading Bebas Risiko dengan Akun Demo HSB1
Silahkan masukan nomor HP
Nomor Handphone harus dimulai dengan 8
Kode verifikasi dperlukan
Kode verifikasi salah
Silakan masukkan password
Kata sandi harus 8-30 digit, termasuk huruf kecil, kapital, dan angka
Setidaknya 1 huruf besar
Setidaknya 1 huruf kecil
Total asset turnover adalah bagian dari rasio aktivitas yang sering kamu lihat di laporan keuangan. Lebih lanjut mengenai pengertian dan rumus total asset turnover bisa kamu simak dalam artikel berikut ini.
Baca juga: 12 Konsep Dasar Akuntansi dalam Laporan Keuangan
Apa Itu Asset Turnover Ratio (ATR)?
ilustrasi asset turnover ratio. source envato
Asset turnover ratio atau rasio perputaran aset merupakan indikator keuangan yang mengukur nilai penjualan atau pendapatan perusahaan dari jumlah aset yang dimilikinya.
Hasil dari perhitungan rasio ini dapat digunakan sebagai indikator efisiensi perusahaan dalam mengelola asetnya untuk menghasilkan pendapatan.
Dengan kata lain, rasio ini juga bisa menggambarkan seberapa berpengaruh aset perusahaan terhadap pendapatan atau revenue yang dihasilkannya.
Semakin tinggi tingkat perputaran aset, maka semakin efisien pula perusahaan dalam mencetak uang dari hasil pemanfaatan asetnya.
Sebaliknya, semakin rendah tingkat perputaran aset, maka semakin dinilai tidak efisien dan tidak baik pula sebuah perusahaan dalam memanfaatkan asetnya yang berhubungan dengan pemasukan perusahaan.
Pasalnya, sebuah perusahaan bisa saja memiliki banyak aset. Namun, banyaknya aset tersebut belum tentu dimanfaatkan secara maksimal dan memberikan nilai yang berarti.
Karena itu, perusahaan yang memiliki aset melimpah namun tidak bernilai akan kalah dengan perusahaan lain yang memiliki aset sedikit namun bermanfaat dan menjadi pemasukan bagi perusahaannya.
Baca juga: Rasio Aktivitas Akuntansi: Pengertian, Manfaat, Jenis dan Rumusnya
Mengapa Penting Menggunakan Asset Turnover Ratio Bagi Bisnis Anda?
Asset turnover ratio memiliki banyak kegunaan dalam bisnis Anda. Rasio perputaran aset ini menjadi salah satu indikator dalam mengukur apakah perusahaan Anda memiliki kinerja yang baik atau tidak. Nilai indikator tersebut bisa Anda lihat dari berapa besar hasil dari pembagian total pendapatan dengan rata-rata jumlah aset perusahaan.
Dengan angka rasio ini para investor dapat mengetahui apakah perusahaan yang mereka beri modal dapat memanfaatkan atau mengelola aset secara efisien atau tidak. Dengan data tersebut investor pun dapat membandingkan angka rasio perputaran aset perusahaan lain yang sama, dengan tujuan untuk mengetahui performa perusahaan.
Adapun manfaat dari adanya rasio perputaran aset tidak hanya memberikan informasi bagaimana performa perusahaan menggunakan aktivanya. Berikut beberapa manfaat lainnya dari asset turnover ratio, di antaranya adalah:
Baca juga: 5 Strategi Jitu Manajemen Bisnis Properti untuk Kelola Aset Usaha Anda
Asset turnover ratio adalah rasio aktivitas (rasio efisiensi) yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan dari total asetnya dengan membandingkan penjualan bersih dengan total aset rata-rata. Jika perputaran aset sebuah perusahaan cepat atau tinggi, maka semakin tinggi pula pendapatan yang dihasilkan dari penjualan.
Begitupun sebaliknya. Angka rasio perputaran aset ini menjadi indikator penilaian efisiensi kinerja perusahaan. Maka dari itu penting untuk Anda dalam mengelola aset perusahaan dengan efisien.
Anda dapat mengelola rasio perputaran asset dengan lebih cepat dan akurat dengan menggunakan software asset management. Data yang anda butuhkan dalam menghitung asset turnover ratio dapat dengan mudah Anda dapatkan dalam sistem yang terpusat. Data rasio perputaran total aset ini pun akan berguna dalam menyusun laporan keuangan perusahaan. Dapatkan demo gratis software akuntansi untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
Apakah artikel Ini bermanfaat?
Berapa Nilai Asset Turnover Ratio yang Baik?
Penting untuk dicatat bahwa perbandingan rasio perputaran aset hanya berguna untuk mengevaluasi perusahaan di sektor atau industri yang sama. Tidak ada angka tertentu yang merupakan rasio baik atau buruk. Rasio dapat sangat bervariasi dari satu sektor ke sektor lainnya.
Beberapa sektor, seperti ritel dan kebutuhan pokok konsumen, cenderung memiliki basis aset yang lebih kecil dengan volume penjualan yang tinggi, sehingga menghasilkan rasio yang lebih tinggi karena mereka perlu mengganti persediaan mereka pada tingkat yang tinggi setiap tahun.
Sebaliknya, perusahaan telekomunikasi dan utilitas memiliki basis aset besar yang perputarannya lebih lambat dibandingkan volume penjualan mereka.
Jadi, membandingkan rasio perputaran aset antara perusahaan ritel dan perusahaan telekomunikasi tidak akan berarti. Namun, melihat rasio dua perusahaan telekomunikasi akan menjadi perbandingan yang produktif.
Perusahaan industri jasa, seperti perusahaan jasa keuangan, biasanya memiliki basis aset yang lebih kecil atau ketergantungan yang lebih besar pada aset tidak berwujud, membuat rasio tersebut kurang bermakna sebagai alat perbandingan.
Penting: Rasio perputaran aset hanya boleh digunakan untuk membandingkan perusahaan serupa dalam industri atau sektor yang sama.
Baca juga: Operating Profit Margin Adalah: Rumus, Contoh Kasus, Analisis, dll
Mungkin sebagian kamu sudah pernah mendengar dan tidak begitu asing dengan Asset Turnover Ratio. Ya, istilah ini digunakan kalau kita berbicara tentang segala hal yang berhubungan dengan investasi. Tapi tenang, buat kamu yang masih belum begitu paham tentang Asset Turnover Ratio, kita akan pelajari dulu sebelum masuk ke perhitungannya.
Apa itu Asset Turnover Ratio?
Asset Turnover Ratio membicarakan tentang ketergantungan antara jumlah penjualan atau pendapatan sebuah perusahaan terhadap nilai aset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Nilai yang diperoleh dari hasil perhitungan Asset Turnover Ratio ini akan sangat berguna untuk menjadi indikator nilai sebuah aset yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan perusahaan. Seberapa berpengaruhnya aset sebuah perusahaan terhadap pendapatan atau revenue yang dihasilkannya.
Kita bisa menyimpulkan bahwa semakin tinggi nilai dari Asset Turnover Ratio, maka akan semakin efisien pula perusahaan tersebut dalam memanfaatkan aset – aset yang dimilikinya. Untuk kamu yang sebelumnya pernah mendengar ada aset bergerak dan tidak, aset yang menghasilkan dan tidak, nah inilah parameter atau indikator yang digunakan untuk menentukannya.
Sebuah perusahaan boleh memiliki banyak aset namun banyaknya aset tersebut belum tentu bermanfaat dan memberikan nilai yang berarti. Perusahaan yang memiliki banyak aset melimpah namun tidak bernilai akan kalah dengan perusahaan lain yang memiliki aset sedikit namun bermanfaat dan menjadi revenue atau pemasukan bagi perusahaannya.
Sebaliknya, jika angka Asset Turnover Ratio yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut kecil, maka perusahaan dinilai tidak efisien dan tidak baik dalam memanfaatkan harta dan aset yang dimilikinya dalam hubungannya dengan pemasukan perusahaan.
Bagaimana cara menghitung Asset Turnover Ratio?
Rumus atau formula untuk menentukan Asset Turnover Ratio sebenarnya sederhana. Pertama kamu harus mengetahui total aset yang kamu punya. Ini tentu harus ada parameter periodenya, misalnya saja 1 tahun. Kamu harus tahu dulu aset awal dan asset akhirnya dalam periode tersebut. Nilainya dijumlahkan kemudian dibagi 2. Kedua, kamu harus tahu total penjualan yang kamu peroleh dalam kurun waktu yang telah kamu tentukan tersebut. Terakhir, kamu hanya perlu membagi total penjualan dengan hasil akhir aset kamu tadi. Dan hasilnya adalah Asset Turnover Ratio yang bisa kamu jadikan parameter seberapa bergunanya aset kamu terhadap penjualan atau pemasukan perusahaan.
Jadi ada 4 variabel yang menjadi poin utama dalam perhitungan Asset Turnover Ratio. Total aset awal, total aset akhir, rata – rata total aset, dan revenue.
Apa informasi yang kamu peroleh dari angka Asset Turnover Ratio?
Diawal kita tahu bahwa Asset Turnover Ratio memberitahu kita seberapa bergunanya aset yang kita miliki terhadap penjualan. Namun bagaimana kita mengartikannya? Apa saja informasi yang bisa kita peroleh dari angka ini?
Asset Turnover Ratio bisa kita hitung dalam periode tertentu sesuai dengan kebutuhan data kita. Namun, biasanya perusahaan menghitungnya dalam periode tahunan agar mudah untuk dipantau dan ditelaah.
Asset Turnover Ratio juga tidak bisa diartikan sama untuk berbagai sektor industri. Misalnya saja untuk sektor industri retail dan consumer, nilai Asset Turnover Ratio biasanya cenderung relatif tinggi karena angka penjualan besar sementara aset yang dimiliki tidak begitu banyak. Sebaliknya untuk sektor industri seperti utilities dan real estate biasanya akan memiliki Asset Turnover Ratio yang rendah karena asetnya banyak dan penjualannya tidak sebanding atau lebih sedikit.
Oleh karena itu, kita juga harus tahu konteksnya sebelum mulai menghitung Asset Turnover Ratio dan membandingkannya dengan industri sektor lain. Contohnya saja, kita tidak bisa membandingkan Asset Turnover Ratio perusahaan retail dengan telekomunikasi, karena tidak apple to apple. Perbandingan hanya akan memberikan informasi yang valid jika yang kita bandingkan berada di kategori sektor industri yang sama.
Asset Turnover Ratio mempermudah investor untuk mengetahui apakah perusahaan dapat memanfaatkan aset secara efisien. Investor juga dapat menggunakan nilai ini untuk membandingkannya dengan perusahaan lain di sektor industri yang sama demi mengetahui performa perusahaan. Investor juga bisa mengetahui kelemahan perusahaan. Di poin mana perusahaan tidak mampu untuk memanfaatkan asetnya. Ini dapat menjadi bahan evaluasi untuk memperbaiki performa perusahaan tahun depan.
Apakah investor hanya tertarik dengan Asset Turnover Ratio?
Banyak investor ternyata tidak hanya menginginkan angka Asset Turnover Ratio, namun mereka butuh lebih dari itu. Para investor ingin mengetahui seberapa cepat sebuah perusahaan mampu menghasilkan pemasukan atau revenue dari hasil penjualan menggunakan aset yang mereka miliki. Untuk mengetahui informasi ini, dibutuhkan ROE (Return of Equity). Perhitungannya menggunakan komponen penting dari analisis DuPont yang banyak digunakan pada tahun 1920 oleh DuPont Corporation. Rumusnya juga tidak sulit. Kamu hanya harus menggabungkan perhitungan untuk profit margin, asset turnover, dan financial leverage.
ROE = ( Net IncomeRevenue ) x ( RevenueAverage Assets ) x ( Average AssetsAverage Equity )
Assets Turnover Ratio vs Fixed Asset Turnover
Jika Assets Turnover Ratio digunakan untuk mengukur seberapa berpengaruh dan efisien penggunaan aset terhadap penjualan atau revenue, maka Fixed Asset Turnover digunakan untuk mengetahui performa yang sifatnya lebih operasional. Rasio ini akan membandingkan antara penjualan bersih dengan total aset tetap dan mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan penjualan bersih dari investasi aset tetap seperti properti, penanaman modal, atau PP&E. Ketika nilai fixed Asset Turnover Ratio justru lebih tinggi maka kita dapat menyimpulkan bahwa perusahaan mampu menggunakan investasi aset tetap dengan efisien dan baik untuk menghasilkan revenue.
Apakah Asset Turnover Ratio memiliki limit?
Ya. Ketika Asset Turnover Ratio harus digunakan untuk membandingkan aset atau saham yang mirip, perbandingan ini tidak memberikan rincian yang detail yang akan berguna untuk menganalisa perkembangan saham. Suatu perusahaan bisa saja memiliki nilai Asset Turnover Ratio yang berbeda drastis dari tahun-tahun sebelumnya. Investor harus memeriksa tren pasar juga untuk mengetahui apakah nilai Asset Turnover Ratio mengartikan apakah penggunaan aset meningkat atau malah menurun.
Asset Turnover suatu perusahaan biasa saja menurun saat perusahaan membeli sejumlah aset yang nilainya lebih besar pada kurun waktu tertentu selama satu tahun. Sebaliknya, nilai Asset Turnover Ratio juga bisa saja naik ketika perusahaan ternyata menjual sejumlah aset. Banyak faktor yang bisa mempengaruhi nilai Asset Turnover Ratio sebuah perusahaan selama kurun waktu kurang dari 1 tahun.
Bagaimana teman-teman calon investor? Sudah mengerti dan paham tentang perhitungan Asset Turnover Ratio? Meskipun bukan satu-satunya perhitungan yang bisa menjadi parameter kita menilai sebuah penanaman modal dan saham di sebuah perusahaan, namun mengetahui dan paham tentang Asset Turnover Ratio juga menjadi hal yang penting. Kita bisa menggunakan nilai ini bersamaan dengan rasio-rasio pembanding lainnya untuk membantu kita mengetahui performa perusahaan dimana kita menanam saham atau modal.
Buat kamu yang ternyata merupakan pemilik perusahaan juga bisa menjadikan nilai ini sebagai parameter pencapaian atau alert dan warning bagi kamu guna terus memperbaiki performa dan efisiensi kinerja perusahaan.
Demikianlah artikel tentang cara menghitung asset turnover ratio, semoga bermanfaat bagi Anda semua.
Dalam menjalankan operasional bisnisnya perusahaan memiliki aset-aset yang akan digunakan dalam perusahaan memperoleh pendapatan dalam penjualannya. Dengan demikian maka dengan aset yang ada perusahaan berusaha mendapatkan penjualan sebanyak-banyaknya. Makin banyak pendapatan diperoleh maka kinerja keuangan akan semakin baik. Perbandingan net sales dengan rata-rata aset inilah yang disebut dengan total asset turnover ratio.
Makin tinggi nilai total asset turnover atau rasio perputaran aset ini maka berarti penggunaan aset sangat baik. Dengan demikian maka makin tinggi total asset turnover ratio maka kinerja keuangan perusahaan akan semakin baik.
Langkah 3. Lakukan Perhitungan
Karena Anda memiliki penjualan bersih dan telah menghitung nilai aset rata-rata untuk tahun tersebut, Anda siap untuk menghitung rasio perputaran aset.
128,000.000 : 47.875.000 = 2,67
Perusahaan yang menggunakan asetnya secara efisien biasanya memiliki rasio perputaran aset lebih besar dari satu. Rasio perputaran aset sebesar 2,67 berarti bahwa untuk setiap nilai aset yang Anda miliki, Anda menghasilkan penjualan sebesar Rp. 2,67.
Baca juga: 10 Asumsi Dasar Akuntansi yang Perlu Pebisnis Ketahui
Tujuan dan Manfaat Total Asset Turnover
Beberapa manfaat dari perhitungan perputaran total aset atau total asset turnover adalah sebagai berikut.
Apa yang dimaksud dengan total asset turnover?
Total Asset Turnover adalah rasio keuangan yang mengukur sejauh mana suatu perusahaan dapat menggunakan asetnya untuk menghasilkan pendapatan.
Bagaimana jika nilai rasio perputaran aset perusahaan tinggi?
Jika nilai rasio perputaran aset tinggi, itu menunjukkan bahwa perusahaan efisien dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan pendapatan.
Contoh Soal Asset Turnover Ratio
Saat menghitung penjualan bersih, Anda selalu perlu mempertimbangkan pengembalian dan penyesuaian.
Jika Anda secara manual mencatat entri penjualan, Anda harus mengurangi item ini dari penjualan kotor untuk mendapatkan angka penjualan bersih yang akurat.
Hal yang sama berlaku saat menghitung nilai aset. Saat menghitung total aset, sertakan aset lancar seperti rekening bank dan saldo piutang, aset tetap seperti peralatan dan mesin, bersama dengan aset tidak berwujud dan total investasi.
Startup ABC memiliki penjualan kotor Rp.300.000.000. Namun, perusahaan memiliki retur dan penyesuaian sebesar 131.000.000, membuat penjualan bersihnya menjadi 169.000.000. Asetnya di awal bisnisnya minimal 40.000.000, tetapi aset akhir tahun berjumlah 127.000.000.
Perhitungan pertama Anda adalah menemukan nilai aset rata-rata ABC untuk tahun ini:
(40.000.000 + 127.000.000) : 2 = 83.500.000
Dengan total aset rata-rata, ABC sekarang dapat menghitung rasio perputaran aset untuk bisnisnya:
169.000.000 : 83.500.000 = 2
Jadi, nilai ATR startup ABC sebesar 2, yang berarti perusahaan mampu memanfaatkan asetnya secara efisien untuk menghasilkan keuntungan.
Baca juga: Analisis Rasio Keuangan: Pengertian, Fungsi, Jenis, dan Rumusnya
Don memiliki toko elektronik kecil. Penjualannya terus menurun selama tiga tahun terakhir. Penjualan kotornya untuk tahun tersebut berjumlah 71.000.000 dengan pengembalian sebesar 11.000.000, membuat penjualan bersihnya menjadi 60.000.000.
Aset Don tetap cukup stabil, dengan saldo aset awal 85.000.000 dan saldo aset akhir 91.000.000. Mari kita cari nilai aset rata-rata Don terlebih dahulu:
(85.000.000 + 91.000.000) : 2 = 88.000.000
Sekarang kita dapat menghitung rasio perputaran aset Don:
60.000.000 : 88.000.000 = 0,68
Itu berarti bahwa untuk setiap rupiah aset yang dimiliki bisnis Don, hanya menghasilkan Rp. 0,68 dalam setiap penjualan. Hasil ini menunjukkan bahwa bisnis Don tidak menggunakan asetnya secara efisien.
Saat menghitung dan menganalisis rasio perputaran aset untuk perusahaan Anda, pastikan Anda hanya membandingkan hasil dengan yang ada di industri serupa.
Misalnya, bisnis jasa hanya boleh membandingkan rasionya dengan bisnis jasa serupa, sedangkan bisnis perhotelan dan ritel hanya boleh membandingkan hasil dengan perusahaan perhotelan atau ritel lainnya.
Baca juga: Rumus Biaya per Unit, Cara Hitung di Excel dan Tips Mengoptimalkannya